Siapa yang tidak kenal si hitam yang satu ini? Ya… dari aromanya yang khas, setiap orang pasti mengenalinya, Kopi Arabika Toraja.
Kopi Arabika Toraja merupakan komoditas perkebunan danpenggerak utama perekonomian masyarakat pedesaan serta sudah dikenal luas di seluruh dunia sebagai kopi Arabica Spesialty karena rasa dan aromanya yang sangat spesifik. Sehubungan dengan potensi tanaman perkebunan yang dimiliki Kabupaten Toraja Utara maka Kopi Arabika Toraja telah ditetapkan sebagai produk unggulan kabupaten (Prukab).
Sebagai Prukab maka dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Toraja Utara, Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah melakukan berbagai terobosan kegiatan pengembangan budidaya Kopi Arabika Toraja baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, serta pembinaan pengolahan pasca panen Kopi Arabika Toraja melalui pembentukan kelompok tani kopi arabika toraja di setiap kecamatan yang berpotensi mengembangkan tanaman ini.
Penting diketahui Kopi Arabika Toraja telah mengharumkan tanah asalnya pada even Lelang Kopi Specialty Indonesia 2 (The Second (2nd) Indonesia Speciallty Coffee Auction) yang diadakan di Surabaya pada Oktober 2012 lalu.
Tidak mudah jalan yang dilalui Kopi Arabica Torajatembus rekor Internasional di apresiasi satu Kilogram seharga 45 US Dollar, atau setara Rp 434.000, saat lelang di lomba kopi Internasional, 12-14 Oktober lalu, di Surabaya, Jawa Timur.
Butuh waktu 3 tahun lamanya bagi para petani Toraja asuhan Asosiasi Petani Kopi Toraja (APKT), hingga Arabica Specialty Toraja tembus rekor termahal, menyaingi 25 jenis kopi dari 600 peserta se-Indonesia saat itu.
Edy Kendek menceritakan, sebelum diapresiasinya Arabica Specialty salah satu persiapan yang dilakukan adalah merekrut petani, sosialisasi dengan mendatangi langsung para petani di 39 Kecamatan tersebut.
“Dari 39 kecamatan, petani yang ingin terlibat dalam pelatihan bagaimana menghasilkan kopi kualitas terbaik, kami pilih. Hasil belajar yang kami dapatkan mengenai cara tanam, budidaya, pemetikan hingga pengolahan dari Asosiasi Kopi Specialty Indonesia, itulah yang kami tularkan pada petani,” tutur Edy.
Khusus pemupukan kopi kelompok tani diarahkan memakai pupuk organik. Penggunaan pupuk kimia sama sekali tidak dibenarkan. Selain diajarkan pula bagaimana membuat pupuk organik, yang bahannya berasal dari sekitar lahan.
Setelah itu teknik pemangkasan saat pemetikan, penyortiran yang benar, cara mengupas kopi, hingga teknik fermentasi diajarkan. “Semua metode diajarkan. Khusus penjemuran dilakukan secara berulang ulang, hingga memenuhi kadar hingga 14%, lewat dari itu dijemur kembali,” jelas Edy.
Mendekati ajang lomba, imbuh Edy, penyortiran akhir dilakukan. Produk dikemas dengan paket khusus lalu dikirim ke Makassar, tiba disana lalu dikirim via udara langsung ditempatkan dalam gudang PTPN 12. Semua kopi dari para peserta dikumpulkan disitu. Mulai itulah para pemilik dilarang menyentuh kopi yang dibawa.
Selama 3 hari secara marathon test cup produk dilakukan. Selain itu sebanyak 600 peserta ikut diwawancarai seputar pengolahan produk yang dibawa, sekaligus dirangkai dengan diskusi antar peserta.
“Dihari kedua semua peserta diliburkan. Hanya panitia yang ada, untuk menentukan kontestan (test cup). Dari hasil seleksi hanya tersisa 25 jenis kopi dari berbagai daerah, yang dinyatakan memenuhi kualifikasi jenis top kopi.
Hari ketiga penyeleksian dilakukan ulang. Produk digiling halus (blender), diseduh air panas, untuk menentukan kopi mana yang beraroma dan bercita rasa lebih baik oleh para juri.
Selain menyeleksi produk, para juri juga menyeleksi peserta. Berbagai pertanyaan soal bagaimana proses cara mengolah, fermentasi dan lain-lain dilontarkan juri.
Dihari terakhir dilakukan pengumuman. Ternyata Arabica Toraja menembus rekor internasional. Tahun lalu hanya diapresiasi sebesar 32 US Dollar, namun kali ini mencapai rekor tertinggi jadi 45 US Dollar. Saat dilelang pembeli asal Australia, Thailand dan Indonesia berlomba lakukan pembelian.
“Akhirnya pembeli asal Surabaya yang berhasil membawa pulang 600 Kg kopi yang kami bawa,” pungkas Edy. Penasaran dengan cita rasa asli Kopi Arabika Toraja? AyooKe Toraja. (Editor: Fry/Penulis: Imelda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar