Kamis, 12 September 2013

Hari Ini Atraksi Aneka Budaya di Festival Kande Api

budaya manglambuk dipertontonkan di festival Kande Api 2012 lalu (Foto: Adryan)
Sebuah even pariwisata kembali akan digelar di Toraja Utara. Kabupaten termuda di Propinsi Sulawesi Selatan ini kembali menjadi ajang gelar pariwisata “Festival Kande Api” yang akan digelar hari ini Jumat (13/9/2013).
Kegiatan yang setiap tahunnya digelar dilokasi yang sama ini di Kande Api, akan digelar berbagai aneka atraksi budaya Toraja dalam pesta syukuran panen.
Berbagai atraksi budaya Toraja diantaranya tarian magellu yang sudah terkenal itu, musik bambu, mangulak burinti (cari dan kejar puyuh di sawah. Biasanya dilakukan usai memanen), malendong (menangkap belut) lomba Manrengek Baka, gelar kuliner Toraja dan panjat pinang akan dipertontonkan masyarakat setempat.
Informasi yang diterima menyebutkan kegiatan ini diselenggarakan oleh tim kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Seksi Pengembangan Even Pariwisata di kordinir Drs Marten Ruru selaku Kepala Seksi.
Ditahun lalu gelar even yang sama juga dilakukan, yang di isi dengan event-event berkarakter budaya lokal seperti atraksi budaya, musik bambu, panjat pinang, lomba kuliner (pa’piong), berburu ayam, dan lomba ma’barattung (Petasan dari Bambu). Penulis: Admin

Senin, 09 September 2013

Dodo'-Pandin, Pemilihan Putra-Putri Wisata Toraja Utara 2013



Salah satu peserta Dodo' sedang unjuk kebolehan bakat seni memainkan alat musik tiup (Foto: Fry)


Even Dodo’Pandin adalah ajang lomba di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), di ajang yang mencari bakat dan intelektualitas yang digelar setiap tahun ini dilakukan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Toraja sekaligus menemukan putra putri terbaik daerah sebagai duta wisata dan budaya Toraja yang terkenal sudah mendunia dan menjadi kebanggaan propinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah yang menjadi destinasi utama diwilayah ini.

Bila di tingkat Nasional ada Pemilihan Putri Indonesia, di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan ada pemilihan Dara-Daeng maka di Toraja dikenal dengan sebutan Dodo-Pandin yang digelar belum lama ini Sabtu-Minggu (8-9 September) kemarin di Gedung Art Center, Rantepao, Toraja Utara diikuti sebanyak 23 Dodo'-Pandin peserta di 2013 ini (11 Perempuan dan 12 laki-laki). 

Sebagai duta wisata dan budaya yang mempromosikan pariwisata dan kebudayaan sekaligus mewakili Toraja kedepan maka selama dua hari di ajang tersebut penilaian maraton dilakukan oleh tiga orang juri, kriteria penilaian didasarkan pada pengetahuan umum terkait kemampuan berbahasa Inggris menyangkut kepariwisataan, bagaimana mengkampanyekan sadar wisata dan kebersihan, tata cara berbusana pakaian adat, dan paham motif-motif budaya yang melekat diatribut pakaian adat serta serta kemampuan pribadi dalam unjuk kebolehan membawakan tarian adat, alat musik daerah dan bakat lainnya.

Di hari pertama animu pendaftar yang mengikuti kegiatan ini cukup banyak, namun karena tidak memenuhi kriteria awal yakni maksimal berumur 23 tahun dan minimal berusia 16 tahun (laki-laki dan perempuan) dan tinggi badan minimal untuk pria 165 cm dan perempuan 160 cm akhirnya menyisakan sebanyak 23 peserta. 

Memasuki hari kedua ke 23 peserta semifinalis gagah-gagah dan cantik-cantik itu diuji kemampuan berbahasa Inggris dan peragakan busana di atas cat walk. Disini tata cara berbusana adat, paham motif-motif budaya yang melekat diatribut pakaian serta kemampuan pribadi dalam unjuk kebolehan membawakan tarian adat, alat musik daerah dan olah vokal jadi satu rangkaian penilaian juri untuk menjaring 16 Dodo'-Pandin (8 pasang) semifinalis. 

Di sesi inilah yang menjadi dasar penilaian para juri untuk memutuskan pasangan finalis terbaik (juara 1-3) yang akan mewakili Toraja Utara ke even pemilihan Dara Daeng di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Di sesi kedua ini peserta diseleksi oleh tiga orang juri diantaranya Sam Barumbun juga Sekjen Lembaga Adat Toraja khusus menilai tentang pengetahuan budaya para finalis, , Ade Kres Godole staf Dinas Budaya dan Pariwisata Toraja Utara (Torut) sekaligus dosen Bahasa Inggris Akper Lakipadada menilai tentang tutur bahasa para finalis, dan juri yang ketiga Martha Rombe juga wakil ketua PKK Kabupaten Torut bidang POKJA 2 sekaligus ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) MelatiTorut mengupas soal tata rias para semifinalis serta arti dan tata letak aksesoris adat. Selain memberikan penilaian para juri juga memberikan masukan, kritikan membangun dan tips-tips yang berhubungan dengan penilaian masing-masing.

Even ini semakin semarak lantaran para suporter jugateman sekolah dari para finalis, meneriakkan yel-yel bersorak-sorai membuat suasana pemilihan Dodo Pandin 2013 semakin meriah

Diakhir rangkaian kegiatan Dodo’-Pandin ini Fitria Anastasya L siswi asal SMAN 1 Rantepao keluar sebagai Dodo’ 1, dan Larasati Agustin siswi asal SMAN 2 Rantepao terpilih jadi Dodo’ II menyusul Meyske Mapaliey Katunde’ siswi asal SMA Kristen Barana sebagai Dodo’ III. Sementara keluar sebagai Pandin I Dirgantara Kata Panganan siswa dari SMAN 2 Rantepao, menyusul Chandra Palangan dan Lorenzo Noris Tombi Bara’langi. Untuk kategori Intelegencia direbut Vicharie Tiku dan kategori Favorite berhasil diraih Ningrum, di kategori berbakat juri akhirnya memilih Thamrin, kesemua kategori ini disabet Siswa-siswi dari SMAN 2 Rantepao.

Ditemui, Kordinator pelaksana, Rizal, mengatakan ketiga juara Dodo’ Pandin selanjutnya akan mewakili Toraja Utara unjuk kebolehan di tingkat propinsi nanti. “Ya, otomatis ketiga juara Dodo’-Pandin mewakili Torut ke  tingkat propinsi, untuk itu Disbudpar Torut akan menggelar MoU dengan ketiganya demi kemajuan pariwisata,” ujar Rizal.

Diketahui Disbudpar Propinsi Sulawesi Selatan melalui Seksi pengembangan Even Pariwisata turut menyuport kegiatan ini. (Penulis: Imelda/Editor: Fry)

Senin, 02 September 2013

Ini Wisata Rohani Terbesar di Indonesia

Salah satu tarian adat Toraja dipertontonkan diperhelatan wisata rohani terbesar perayaan ibadah Syukur II 100 Tahun Injil Masuk Toraja. (Foto: Dokumentasi Staff Humas dan Protokoler Torut, Ishak) 
Baru-baru ini Toraja menjadi Pusat kegiatan Wisata Rohani digelar sangat meriah bahkan bisa dikatakan langka. Jarang terjadi karena dilangsungkan besar-besaran setiap 100 tahun selain menyedot ribuan orang berpartisipasi yang datang dari berbagai daerah se Indonesia.

Kegiatan akbar dalam Perayaan ibadah syukur II 100 Tahun Injil Masuk Toraja bertempat di Kompleks Badan pekerja Sinode Gereja Toraja, mulai dari 12-25 Juli 2013, yang tak hanya dimeriahkan masyarakat di Toraja namun juga dihadiri rombongan peserta dari luar Toraja se Indonesia begitu antusias mengambil bagian dalam perayaan tersebut. Bisa dibayangkan perayaan akbar ini menyedot perhatian seluruh klasis gereja Toraja se Indonesia yang mengirimkan pesertanya dalam rombongan.

Perayaan  100 tahun Injil Masuk Toraja(IMT) yang dipusatkan di Jemaat Rantepao,  kelurahan Rantepao, kecamatan Rantepao ini langsung menjadi Ikon Wisata Rohani. berlangsung spektakuler karena kegiatannya tak hanya bernuansa rohani saja tapi juga dibalut gelar budaya-wisata dipertunjukkan para Toraja Diaspora dalam dan luar Toraja maupun khalayak umum ikut berpartisipasi selain Menteri Kesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA, MPH, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo beserta rombongan, beberapa Bupati Papua berserta rombongan juga utusan dari Dewan gereja Dunia.

Agenda kegiatan yang terjadwal ini mencapai puncaknya pada bulan Juli tanggal 12-17  Juli 2013, adapun acara ataupun even yang sudah dilakukan dimulai pada Jumat 12 Juli 2013, Puncak Perayaan di meriahkan oleh karnaval anak/remaja/pemuda, OIG, dan Ibadah Pembukaan rangkaian Ibadah Raya II.

Hari berikutnya Sabtu 13 Juli rombongan dari Luwu Timur mengambil bagian dengan menghadirkan  atraksi-atraksi  budaya dari  daerah mereka, seperti ma’dero’, Tarian Kuda lumping dan sebagainya, kemudian hari berikutnya disusul Kabupaten  Tana Toraja, Toraja Utara, Sulawesi barat, Sulawesi Tengah, Makassar, Kalimantan, Jawa, dan yang paling Seru adalah dari Papua, selain setiap atraksi gelar tarian adatnya yang dibawakan orang Toraja lahir, besar dan telah menetap terbilang paling banyak menyedot perhatian ribuan pengunjung juga datang membawa rombongan terbesar. Dari informasi yang didapatkan rombongan asal Papua membawa sekira 3000 orang, serta membawa Lettoan (syukuran berupa ternak) cukup banyak sepanjang perayaan IMT.

Pada puncak Perayaan IMT ini juga dihadiri Menteri Kesehatan RI. Nafsiah Mboy dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo beserta rombongan, yang disuguhi tarian kolosal Pa’kurre Sumanga’. Tarian kolosal yang dipertunjukkan spektakuler begitu mengagumkan karena dikemas dengan luar biasa dibawakan sebanyak 450 orang remaja usia belasan tahun, membuat Menkes dalam sambutannya memuji tarian kolosal yang dilatih sekira 3 bulan persiapannya di Koordinir oleh Ibu Emmy Sambo Talesang dan Ibu Betrik.

“Sungguh suguhan budaya yang luar biasa,” ucap Menkes usai menyaksikan tari kolosal Pa'kurre Sumanga' sebelum memulai kata sambutannya.


Perayaan IMT yang bertepatan di Bulan Juli tahun 2013 ini termasuk even wisata Rohani terbesar di Toraja yang  hanya akan dijumpai di 100 tahun kemudian di tahun 2113 nanti. (Editor: Fry/Penulis: Mery L.)

Kopi Arabika Toraja, Kopi Spesialty

LPPT- Toraja- Kopi Arabica Toraja capai harga tertingginya saat gelar The Second Indonesia Specialty Coffe Auction. Nampak perwakilan Dari Toraja Edy Kendek (tengah baju orange) berpose bersama para jur
Siapa yang tidak kenal si hitam yang satu ini? Ya… dari aromanya yang khas, setiap orang pasti mengenalinya, Kopi Arabika Toraja.

Kopi Arabika Toraja merupakan komoditas perkebunan danpenggerak utama perekonomian masyarakat pedesaan serta sudah dikenal luas di seluruh dunia sebagai kopi Arabica Spesialty karena rasa dan aromanya yang sangat spesifik. Sehubungan dengan potensi tanaman perkebunan yang dimiliki Kabupaten Toraja Utara maka Kopi Arabika Toraja telah ditetapkan sebagai produk unggulan kabupaten (Prukab).

Sebagai Prukab maka dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Toraja Utara, Pemerintah Daerah Kabupaten Toraja Utara melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan telah melakukan berbagai terobosan kegiatan pengembangan budidaya Kopi Arabika Toraja baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, serta pembinaan pengolahan pasca panen Kopi Arabika Toraja melalui pembentukan kelompok tani kopi arabika toraja di setiap kecamatan yang berpotensi mengembangkan tanaman ini.

Penting diketahui Kopi Arabika Toraja telah mengharumkan tanah asalnya pada even Lelang Kopi Specialty Indonesia 2 (The Second (2nd) Indonesia Speciallty Coffee Auction) yang diadakan di Surabaya pada Oktober 2012 lalu.

Tidak mudah jalan yang dilalui Kopi Arabica Torajatembus rekor Internasional di apresiasi satu Kilogram seharga 45 US Dollar, atau setara Rp 434.000, saat lelang di lomba kopi Internasional, 12-14 Oktober lalu, di Surabaya, Jawa Timur.

Butuh waktu 3 tahun lamanya bagi para petani Toraja asuhan Asosiasi Petani Kopi Toraja (APKT), hingga Arabica Specialty Toraja tembus rekor termahal, menyaingi 25 jenis kopi dari 600 peserta se-Indonesia saat itu.

Ketua Asosiasi Petani Kopi Toraja (APKT), Edy Kendek, mengatakan butuh kesabaran serta pelatihan intensif bagi 39 kelompok tani se Toraja yang dibina APTK, selain dibantu Penyuluh dari dinas kehutanan dan perkebunan ataupun pertanian.

Edy Kendek menceritakan, sebelum diapresiasinya Arabica Specialty salah satu persiapan yang dilakukan adalah merekrut petani, sosialisasi dengan mendatangi langsung para petani di 39 Kecamatan tersebut.

“Dari 39 kecamatan, petani yang ingin terlibat dalam pelatihan bagaimana menghasilkan kopi kualitas terbaik, kami pilih. Hasil belajar yang kami dapatkan mengenai cara tanam, budidaya, pemetikan hingga pengolahan dari Asosiasi Kopi Specialty Indonesia, itulah yang kami tularkan pada petani,” tutur Edy.

Khusus pemupukan kopi kelompok tani diarahkan memakai pupuk organik. Penggunaan pupuk kimia sama sekali tidak dibenarkan. Selain diajarkan pula bagaimana membuat pupuk organik, yang bahannya berasal dari sekitar lahan.

Setelah itu teknik pemangkasan saat pemetikan, penyortiran yang benar, cara mengupas kopi, hingga teknik fermentasi diajarkan. “Semua metode diajarkan. Khusus penjemuran dilakukan secara berulang ulang, hingga memenuhi kadar hingga 14%, lewat dari itu dijemur kembali,” jelas Edy.

Mendekati ajang lomba, imbuh Edy, penyortiran akhir dilakukan. Produk dikemas dengan paket khusus lalu dikirim ke Makassar, tiba disana lalu dikirim via udara langsung ditempatkan dalam gudang PTPN 12. Semua kopi dari para peserta dikumpulkan disitu. Mulai itulah para pemilik dilarang menyentuh kopi yang dibawa.

Selama 3 hari secara marathon test cup produk dilakukan. Selain itu sebanyak 600 peserta ikut diwawancarai seputar pengolahan produk yang dibawa, sekaligus dirangkai dengan diskusi antar peserta.

“Dihari kedua semua peserta diliburkan. Hanya panitia yang ada, untuk menentukan kontestan (test cup). Dari hasil seleksi hanya tersisa 25 jenis kopi dari berbagai daerah, yang dinyatakan memenuhi kualifikasi jenis top kopi.

Hari ketiga penyeleksian dilakukan ulang. Produk digiling halus (blender), diseduh air panas, untuk menentukan kopi mana yang beraroma dan bercita rasa lebih baik oleh para juri.
Selain menyeleksi produk, para juri juga menyeleksi peserta. Berbagai pertanyaan soal bagaimana proses cara mengolah, fermentasi dan lain-lain dilontarkan juri.

Dihari terakhir dilakukan pengumuman. Ternyata Arabica Toraja menembus rekor internasional. Tahun lalu hanya diapresiasi sebesar 32 US Dollar, namun kali ini mencapai rekor tertinggi  jadi 45 US Dollar. Saat dilelang pembeli asal Australia, Thailand dan Indonesia berlomba lakukan pembelian.

“Akhirnya pembeli asal Surabaya yang berhasil membawa pulang 600 Kg kopi yang kami bawa,” pungkas Edy. Penasaran dengan cita rasa asli Kopi Arabika Toraja? AyooKe Toraja. (Editor: Fry/Penulis: Imelda)

100 Tahun Injil masuk Toraja Bawa Berkah Bagi Pedagang

Pedagang ketiban rejeki saat perayaaan 100 Tahun Injil MAsuk Toraja II digelar
LPPT- Toraja Utara- Perayaan ibadah syukur II 100 Tahun Injil Masuk Toraja (IMT) juga dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pedagang yang ikut merasakan dampak positif kegiatan ini.

Seperti biasanya dalam acara-acara meriah yang banyak menyedot perhatian massa, pedagang pun turut manfaatkan dengan menjual barang dagangan yang berhubungan dengan acara tersebut. Entah itu pernak-pernik seperti  kaos, gantungan kunci, pin, bahkan sampai penjual makanan dan balon untuk anak-anak kecil, mulai dari tanggal 12-26 Juli di sekitar pusat kegiatan 100 Tahun IMT kompleks Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja pedagang menjajakan barang dagangannya.

Seperti yang terlihat para pedagang ini mendirikan lapak dadakan memanfaatkan ruang kosong yang ada disekitar perayaan 100 tahun IMT. Mulai dari kaos, gantungan kunci, payung hingga stiker yang menonjolkan logo serta tag line 100 tahun IMT, buku, makanan kecil, balon aneka warna untuk anak-anak, es cendol hingga pernak-pernik bernuansa budaya Toraja maupun kantin bermunculan saat itu. Selain itu momen ini juga dimanfaatkan tukang foto yang mendadak bermunculan mencoba peruntungan dengan memotret para kontingen dari berbagai daerah yang ikut berparade.

Salah satu pedagang yang ditemui ibu Hermin yang mengaku rombongan dari jemaat Ebenhaezer Palopo, mengatakan lebih dulu sampai ke Rantepao dengan menyewa mobil carteran. Dirinya lebih dulu sampai di pusat kegiatan “ya saya datang lebih dulu ke acara ini, karena membawa barang dagangan,” ujar Hermin yangs sedang menggelar barang daganganya berupa makanan ringan, minuman bersoda, air mineral, kacang kulit, rokok hingga permen.

Selain Ibu Hermin beberapa organisasi masyarakat daerah Toraja seperti kuliner Toraja, Perantau peduli Toraja Solata Social Network sambil mengikuti kegiatan yang hanya akan ditemui di 100 tahun berikutnya turut menggunakan momen baik ini dengan memasang sejumlah stand menjual barang-barang kerajinan Toraja.

Tak jauh dari pusat kegiatan di lokasi yang dikenal dengan sebutan Pertokoan penjual berbagai pernik khas Toraja menawarkan dagangannya. Ditempat ini selain saat high season (musim wisatawan) berkunjung ke Toraja nampak semakin ramai.

Perayaan Ibadah Syukur II 100 Tahun IMT tak melulu bernuansa kerohanian. Kegiatan akbar yang menyedot banyak perhatian ini selain berbagai kegiatan budaya digelar juga berdampak positif pada roda perekonomian. (Editor: Fry/Penulis: Norpa Palayukan)

Minggu, 01 September 2013

INDO TALONDO, NENEK BERAMBUT PANJANG PENUNGGU AIR TERJUN TALONDO



Indo' Talondo Ne' Sewa Rambut 4 meter

Dia akrab dipanggil dengan sebutan Indo’ Talondo karena Nenek yang memiliki rambut panjang sepanjang 4 meter ini adalah nenek penunggu Air terjun Talondo. Indo’ Talondo atau kerab juga dipanggil Ne’ Sewa bernama Asli Lai’ Bungan yang kini berusia 60 tahun menjadi generasi penerus penunggu air terjun Talondo. Meskipun umurnya sudah 60 tahun namun nenek satu ini masih kuat dalam berjalan menempuh perjalanan jauh naik turun tebing dan lembah karena kondisi tempat beliau tinggal memang belum bias diakses dengan kendaraan.  Indo Talondo atau Ne’ Sewa ini memiliki family yang seangkatan juga dengan dia dan  memiliki Rambut jauh lebih panjang.

Ne’ Semu ( Lai’ Tasik ) panjang rambut 24 meter

Adalah Nenek Semu ( Lai Tasik ) 70 Tahun warga SaluTandung Lembang Salutandung Kecamatan Saluputti Toraja memilik panjang rambut 24 meter yang di pelihara sejak kecil.  Rambutnya hanya sekali dipotong waktu kecil namun nenek ini ketika rambutnya dipotong dia jatuh sakit..
Nenek Pemalu ini saat
keluar atau bepergian rambutnya digulung diatas kepalanya kemudian ditutupi dengan kain Selendang sehingga tidak banyak yang mengetahui kalau nenenk ini memiliki rambut yang panjang. Menurutnya rambut sang Nenenk ini memiliki kekuatan dan tidak boleh menyentuhya  tanpa ijin yang empunya.
Makanya saat rambut sang Nenek ini saat diliput dan akan diukur diharuskan permisi dulu dengan cara memukul mukulkan ke kepala beberapa kali dan mencium rambutnya..
Nenek ini meski berumur 70 tahun namun
beliau juga  masih kuat dan sehat masih mampu berjalan turun naik gunung, terbukti saat berjalan dari Salutandung sampai di Tongkonan Rate Balepe' dengan berjalan kaki.

 

                   AIR TERJUN TALONDO ( Tallu Pakkara )

Air Terjun Talondo
  Air terjun Talondo (Tallu Pakkara) terletak di kecamatan  Malimbong Balepe’ sekitar 30 Km dari kota  Makale Tana Toraja. Lokasinya yang masih sangat asri dan Natural karena belum banyak tersentuh oleh tangan-tangan manusia, serta letaknya yang masih ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 8 KM.  
Air Terjun Talondo merupakan air terjun yang cukup unik karena sumber airnya berasal dari dua anak sungai yang berbeda yang membentuk tiga pancuran air terjun.  Sungai yang sebelah kanan adalah Sungai Pekalian sedangkan sisi sebelah kiri adalah Sungai Rabung yang kemudian bergabung membentuk sungai yang disebut Sungai Talondo.
Di bawah ketiga air terjun tersebut terbentuk sebuah kolam yang berukuran cukup besar dan sangat dalam.  Di dalam kolam tersebut banyak ditemui sejenis Belut besar yang dalam bahasa Toraja disebut Masapi ( MIA ). Menurut Masyrakat setempat bahwa Ikan yang ditangkap dikolam ini tidak boleh dimakan dan jika ini dilanggar akan terjadi sesuatu bencana terhadap keluarga dan kampong tersebut, Kecuali jika ikan tersebut sudah keluar dari tempat itu dan ditangkap di jauh dari Kolam itu.
Keunikan lainnya dari air Terjun ini adalah bahwa dipinggir sebelah dalam dari Kolam tersebut terldapat sebuah sumur yang dikelilingi oleh Tebing curam yang menjadi dinding dari Kolam tersebut, dan sumur itu tepat berada dibawa tempat jatuhnya air terjun sehingga untuk mencapai tempat tersebut tidak mungkin tanpa berenang melewati Kolam. Melihat dari strukturnya bahwa kolam tersebut sepertinya sering digunakan. Konon kabarnya Sumur ini adalah tempat pemandian sang penunggu Air terjun itu yang tak lain adalah Orang tua dari indo’ Talondo yang kemudian dilanjutkan dengan generasi berikutnya yaitu Indo Talondo itu sendiri. Menurut Kisah Indo’ Talondo bahwa untuk mencapai sumur tersebut Digunakan semacam rakit yang terbuat dari Tumbuhan gabus kecil yang orang Toraja biasa sebut Tille.
Indo Talondo yang kini menjadi penerus penghuni dan penunggu Air terjun Talondo menceritakn banyak kisah mistis yang terdapat di Air terjun Talondo ini antar lain bahwa air yang berasal dari Air terjun ini diyakini bias menyembuhkan berbagai macam penyakit, serta keunikan2 lainnya dan untuk berenang disana harus seijin Indo Talondo karena menyangkut berbagai pantangan…(htp) By Herson, Terima Kasih buat Kunjungannya

<marquee>TEKS YANG BERGERAK</marquee> 

<marquee>TEKS YANG BERGERAK</marquee>