Kamis, 26 Desember 2013

Lomba Menulis Berhadiah Uang Tunai

Toraja internasional Festival 2013
Memeriahkan Toraja Internasional Festival 2013 Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja) menggelar lomba penulisan dengan tema “Toraja Internasional Festival” di blog.

Lomba yang baru pertama kali digelar ini dalam rangka mendorong kesadaran masyarakat lokal, turut berpartisipasi dalam mempromosikan daerahnya publikasi melalui media online.

Bagi kamu-kamu yang tertarik mengikuti lomba simak bagaimana sih caranya, seperti informasi yang didapatkan dari panitia Kamis (26/12/2013) dibawah ini.

  • Lomba bersifat terbuka, khusus bagi pelajar setingkat SMA/SMK sederajat di Toraja (Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara).
  • Artikel dalam blog dapat berupa feature atau opini dalam bentuk teks gambar/foto, suara, video, atau multimedia.
  •  Artikel memuat informasi tentang Toraja Internasional Festival
  • Artikel dimuat pada blog mulai periode 27 Desember 2013 hingga 3 Januari 2014
  • Blog dapat diakses secara terbuka oleh publik melalui internet tanpa pembatasan apapun.
Tata cara pendaftaran lomba:

  • Peserta mengirimkan link artikel melalui email disertai data peserta lengkap dengan akun Facebook dan Twitter.
  • Pada awal artikel setidaknya menuliskan kata – VisitToraja, kemudian pada batang tubuh website termuat pranala/link menuju blog  www.torajatravelblog.blogspot.com (web tdl .com sedang di maintain)
  • Blog harus menyertakan sekurang-kurangnya memuat minimal 1000 karakter.
  • Email harus sudah diterima oleh Panitia paling lambat tanggal 3 Januari 2014.
Hadiah
Juara I : Uang tunai Rp 1,8 Juta.
Juara II : Uang tunai Rp 1,5 Juta.
Juara III : Uang tunai Rp 1 juta.
Juara Harapan : Uang tunai Rp 700.000.

Pendaftaran dilakukan dengan mengirimkan artikel melalui email atau pos ke alamat berikut:
Email:
torajatravelblog@gmail.com


dengan subject: Lomba Penulisan Artikel dan Blog
Alamat pos:
Panitia Lomba Penulisan Artikel dan Blog Toraja Internasional Festival, Jalan Abdul Gani No.7 Rantepao, Toraja Utara.


Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 6 Januari 2014 melalui facebook, twitter & web/blog: torajatravelblog.blogspot.com (web tdl .com sementara sedang di maintain).

Keputusan dewan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat. Dilarang melakukan komunikasi dalam bentuk apapun dengan dewan juri terkait dengan lomba ini.


ASPEK PENJURIAN
1. Konten Blog (50 Point) merujuk pada Standar Content Marketing Strategies.
a. Keaslian/orginilitas (20 Point)
b. Kualitas & Kedalaman isi (20 Point)
c. Kesesuain dengan tema lomba (10  Point).

2. Desain dan SEO ( 50 Point ) merujuk pada Standar Internet Marketing Strategies
a. Density & Backlink ( 20 Point  )
b. Tata letak & Popularitas Artikel ( 10 Point )
c. Artisitik Foto Artikel  ( 10 Point )
d. Navigasi/Kemudahan akses artikel ( 10 Point ).

Total nilai yang di tetapkan yakni 100 Point.

Lomba ini terselenggara atas kerjasama LPP-Toraja dan Seksi Pengembangan iven Pariwisata Disbudpar Propinsi Sulawesi Selatan dan media partner Kabar-Toraja.Com (KTC).

Ttd, 

Panitia Lomba

informasi lebih lanjut dapat menghubungi Black Berry (BB) panitia pin25c2c895

Sabtu, 14 Desember 2013

Sedang Berada Di Toraja? Jangan Lewatkan Iven Ini

Iven seni-budaya dapat anda saksikan di gedung Art Center, Rantepao, Toraja Utara. Foto: Disbudpar Torut
Jelang akhir tahun 2013 perhelatan iven wisata-budaya di Toraja marak digelar seperti Lovely December 2013 yang bersamaan pelaksanaannya dengan iven Toraja Internasional Festival.

Tak ketinggalan pula sebuah iven Visual Art Exhibition 2013 yang mengusung tema  “REVIEWING TORAJA” (As a Highland of Ancestor) telah dihelat dan kini sedang berlangsung.

Bagi anda yang saat ini sedang berada di Toraja Utara, tak lengkap rasanya bila melewatkan iven yang hanya berlangsung sekali dalam setahun ini. Lalu Seperti apakah iven tersebut.

Iven berupa pameran yang dipusatkan perhelatannya di Museum Art Center, kota Rantepao, ini akan berlangsung  mulai  dari tanggal 14 Desember 2013 - 01 Januari 2014 yang diramu dengan berbagai acara bernafaskan seni-budaya.

Seperti yang dilangsir dari website resmi dinas budaya dan pariwisata Toraja Utara, Sabtu (15/12/2013), Live Acoustic Performance dari salah satu band lokal Toraja, Zoullata Beat tampil saat pameran dibuka.

Pada Sabtu (21/12/2013) nanti dihelat lomba lukis yang terbuka untuk umum, ke esokan harinya, Minggu (22/12/2013) iven Artist Talk dapat anda saksikan. Selain itu pentas seni tari dan musik tradisional Toraja ikut menyemarakkan kegiatan ini.

Event  ini terselenggara oleh Sanda Rupa Aris Toraya yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara, Bank Papua, d’Brothers Cafe, Vrezou, Bangka Art std, Unique art & Design. (Erick)

Rabu, 04 Desember 2013

Ingin Kongkow? Tempatnya di RM. Merdeka Rantepao



Rumah makan Merdeka Rantepao pas untuk kongkow-kongkow
Informasi hotel, penginapan dan rumah makan, restoran, dan rumah makan hingga cafe ataupun warung kopi sangat dibutuhkan bagi wisatawan bila berkunjung ke Toraja.

Jika suatu waktu anda kunjungi kota Rantepao, Ibu kota Kabupaten Toraja Utara tak lengkap rasanya bila tempat kongkow-kongkow yang satu ini tidak dikunjungi. Disini anda dapat menikmati kopi Toraja juga sambil berinternet ria

Salah satu rujukan jika ingin nikmati sajian umum sembari menikmati kopi Toraja ada di rumah makan (RM) Merdeka.

Di tempat yang letaknya yang cukup strategisdi jalan Merdeka nomor 17, Rantepao, tepat berada disamping lapangan Bakti, atau arah selatan Jalan Ratulangi, (pertigaan jalan Merdeka dan Jalan Ratulangi, atau berhadap-hadapan dengan Toko Buku Sulo, tempat yang bisa dijadikan kongkow-kongkow ini dapat menampung hingga 24 orang, serta dilengkapi dengan fasilitas Wi-fi bagi yang ingin berselancar dalam dunia maya.

Di tempat ini tersedia sajian sederhana sebab rumah makan ini memang di seting mirip-mirip kafe sederhana atau bagi masyarakat Sulawesi Selatan dikenal dengan sebutan Warung kopi, dan hanya menyediakan makanan umum (untuk muslim dan non muslim)


Aneka makanannya pun dibanderol dengan harga terjangkau mulai dari harga Rp. 5.000,- hingga Rp. 30.000,-. dibawah ini beberapa menu yang bisa ditemui antara lain:

Nasi goreng merdeka, Bihun Kuah, nasi Goreng Special, Cap Cay goreng, Nasi goreng seafood, Nasi goreng biasa, Mie Titi, mie Hokkian, Mie Kuah, Mie Pangsit, bihun goreng.

Juga tersedia aneka juice diantaranya Juice orange, Juice Tamarillo, Juice Advokado, Juice Tomat, Juice Lemon dan Juice Sirsak. Usai kunjungi objek wisata cari suasana lain sambil internetan???, Kunjungi Rumah Makan Merdeka. (Imelda)

9 Desember, Brifing Peserta Pelatihan Penulisan Pariwisata

 LPP-Toraja usung Gerakan Sadar Budaya Melalui Penulisan
Terkait pelatihan penulisan pariwisata digagas Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja), yang digelar Senin-Selasa (16-17 Desember) mendatang.
 

Guna memantapkan kegiatan ini diumumkan brifing peserta pelatihan dilaksanakan pada Senin (9/12/2013) bertempat di ruang pola kantor Bupati Toraja Utara, pukul 13.00-14.00 Wita.

Berikut hal-hal yang akan dibahas dalam brifing peserta tersebut, diantaranya;


1. Penjelasan singkat pada peserta mengenai maksud, tujuan (hal-hal yang ingin dicapai) dari pelatihan.


2. Pengisian questioner (pertanyaan) yang bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa. Harapannya semakin kuat motivasi sangat berhubungan dengan pembimbingan selama berada dalam LPP-Toraja.


3. Apa-apa saja yang perlu disiapkan peserta (tulis-menulis) dalam pelatihan.


4. Kejelasan peserta menyangkut pemberian seragam (baju lapangan) LPP-Toraja, selain nama peserta yang akan disesuaikan dalam Sertifikat.


Demikian pengumuman ini. Diharapkan pada para kepala sekolah yang telah mendaftarkan siswanya meneruskan informasi ini pada siswa/peserta.


Informasi lengkap pelatihan ini juga dapat diketahui di: 

1. 0852-4299-7888, Black berry pin25c2c895 (Imelda).
2. via Facebook LingkarPenapariwisataToraja.
3. via email: komunitaspenulistoraja@gmail.com

Pengumuman ini juga disiarkan di 104.7 radio Solideo FM, Rantepao, juga dimuat di kabar-toraja.com “Berita Lokal Dampak Global”


Hormat Kami,

Imelda Rante,

Sekertaris pelatihan/LPP-Toraja

Artikel terkait, baca: Pelatihan Penulisan Pariwisata Tanggal 16-17 Desember


Selasa, 03 Desember 2013

Pelatihan Penulisan Pariwisata Tanggal 16-17 Desember

Gaung gerakan sadar budaya-wisata melalui penulisan “Ayo Kabarkan Kampungmu”, yang diusung Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja) melalui pelatihan pada bulan Desember 2013 ini diundur dari yang direncanakan yakni hari Sabtu-Minggu (14-15 Desember) menjadi Senin-Selasa (16-17 Desember).

Keterangan yang diterima dari pihak panitia LPP-Toraja menyebutkan, terkait penggunaan tempat berlangsungnya pelatihan di ruang pola Bupati Toraja Utara (Torut), yang semula direncanakan pada Sabtu-Minggu (14-15 Desember) terkendala teknis sebab hari terakhir bertepatan dengan hari Minggu juga libur nasional.

Usai bertemu dengan bagian umum Pemkab Torut, pegawai yang berwenang tak bisa mendampingi, pasalnya rutinitas kerohanian pergi beribadah (ke gereja), juga karena alasan lainnya yang membuat panitia memutuskan jadwal pelaksanaan diundur.

“Segi positifnya pelaksanaan pelatihan bisa lebih dimaksimalkan,” singkat sekertaris LPP-Toraja, Imelda Rante, Selasa (3/12/2013) di Rantepao.

LPP-Toraja Gelar Pelatihan Promosi Wisata Online

LPPt saat Sosialisasi pelatihan dihadapan kepala Sekolah se Toraja Utara
Toraja memang sarat dengan wisata-budaya yang mencuat dari objek wisatanya. Kelebihan daerah yang disebut-sebut bakal dijadikan The Wordl Heritage (PBB-Unesco) ini pasti membutuhkan promosi. Adanya publikasi konvensional berupa selebaran, flyer, majalah dan sejenisnya tentu tidak cukup selain tidak efisien. 


Saat ini promosi global yang efektif dan efisien hanya melalui satu-satunya cara yaitu melalui media online, yang terbukti bila dilakukan mampu menyebar promosi hingga ke berbagai belahan dunia, dan dapat diakses kapanpun dan oleh siapapun. 

Melihat adanya kesempatan besar teknologi informasi (TI) yang berbasis web tersebut, muncullah Gerakan Sadar Budaya-Wisata, promosi wisata online melalui penulisan ‘Ayo kabarkan Kampungmu” yang digagas sekelompok pemuda berdomisili di Toraja, tergabung dalam Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja).

Sekertaris LPP-Toraja, Imelda Rante, Selasa (3/12/2013) di Rantepao, Toraja Utara, kepada media ini menuturkan ujudkan Visi dari Gerakan Sadar Budaya-Wisata melalui penulisan itu, LPP-Toraja berencana menggelar pelatihan penulisan yang akan menjaring anak-anak muda (siswa/siswi) usia sekolah menengah atas (SMA).

Dijelaskan pelatihan yang akan merekrut anak muda dalam LPP-Toraja hanyalah antara dari penggemblengan yang akan dilakukan usai pelatihan. “Pelatihan bukan final, yang menentukan adalah praktek dari wacana yang sudah didapatkan. Gerakan Sadar Budaya-Wisata akan terus digaungkan melalui penulisan, program yang erat kaitannya dengan menulis secara online promosikan Toraja,” ungkap Imelda.

Dunia saat ini sedemikian sempit disebabkan dampak TI, yang penggunaannya makin menunjukkan tren adanya kenaikan setiap tahun. Sebagai anak muda yang harus peduli dengan daerahnya, sedapatnya berbuat sesuai kemampuan, tambahnya.

Diketahui pelatihan yang disebut-sebut baru pertama kali di daerah ini, diharapkan lebih menggaungkan Toraja. Rencananya pada Senin-Selasa (16-17 Desember) mendatang dipastikan pelatihan ini digelar. 

Ajang pelatihan ini melibatkan sebanyak 25 peserta siswa-siswi asal SMA/SMK di Toraja Utara yang juga diantaranya datang dari Tana Toraja.  Kegiatan ini juga didukung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pokja Utara (Divisi Litbang), radio Solideo (104.7 FM) dan Toraja TV (TV Kabel) dan secara online di kabar-toraja.com

Minggu, 01 Desember 2013

Alam Toraja Simpan Bahan Dasar Warna Batik



Aktifitas membatik yang digelar di Batutumonga, Toraja Utara. Foto: Imelda 

Toraja memiliki seni ukiran khas. Berbagai motif adat yang menghias dipermukaan tongkonan (rumah adat Toraja) maupun alang (lumbung), berpotensi besardijadikan motif batik khas Toraja. Bila produksi batik Toraja digenjot dari, oleh dan untuk  masyarakat Toraja pasti berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.  

Terkait hal itu bentuk kewajiban pemerintah memberdayakan masyarakat melalui kementerian pariwisata ekonomi dan kreatif,  yang pada pertengahan bulan September 2013 lalu digelar sebuah pelatihan membatik, di Batutumonga dan Singki’, berikut laporan (karya) anggota penulisan Lingkar Pena Pariwisata Toraja (LPP-Toraja), Richard, di lokasi pelatihan. 

Ditemui dikegiatan pelatihan Koordinator pelatihan batik, Komar, menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan tumbuhan alami yang digunakan sebagai bahan dasar warna batik, menurutnya Toraja banyak menyimpan kekayaan alam salah satunya bahan dasar warna yang dibutuhkan bila membuat batik.

Bahan-bahan alami yang dimaksud adalah tanaman indigo yang banyak tumbuh liar di daerah Toraja. Tanaman ini digunakan untuk mendapatkan warna biru pada kain.
Dijelaskan Kordinator ini proses mendapatkan warna biru dengan cara seluruh bagian tanaman indigo dihancurkan, kemudian direndam hingga membusuk (mengeluarkan aroma khas)

Sekira dua hari lamanya bahan yang direndam sudah mengeluarkan aroma khas, bahan tadi dicampur dengan gula aren. Perbandingannya 1 : 1 hingga berbentuk pasta.  Hasil campuran tersebut disaring dan digunakan untuk mencelup kain yang sudah diberi malam untuk mendapatkan warna dasar kain yaitu warna biru. Komar melanjutkan Malam adalah bahan yang berasal dari sarang lebah yang telah diperas madunya yang dicampur dengan getah pinus. 

Jika selama ini sarang lebah yang telah diperas lalu dibuang begitu saja, lanjut Komar, kali ini dapat dimanfaatkan masyarakat Toraja untuk menghasilkan sebuah karya yang berujung pada peningkatan ekonomi.  

Selain tanaman indigo, tanaman Sepang (dalam bahasa Toraja dikenal dengan sebutan kayu Sa’pang) pun, digunakan untuk mendapatkan warna merah.

Bahan lain yang sudah dikenal luas masyarakat Toraja adalah batu pamaka’ yang menghasilkan warna merah. “Batu pamaka’ bagus digunakan, karena warnanya kuat melekat”, ujar salah seorang peserta pelatihan batik Toraja.  

Batik Toraja yang selama ini hanya dapat dinikmati dalam bentuk ukiran yang terdapat di rumah adat kini dapat dikembangkan dalam bentuk batik sebagai hasil dari pengembangan budaya yang kreatif.

Semoga motif Toraja sebagai salah satu kekayaan adat di nusantara ini, lebih terjamin melalui hak paten sebagai milik entitas suatu masyarakat yang berdampak pada peningkatan ekonomi (Richard).

Selasa, 29 Oktober 2013

Wisma Monica Rantepao

tampak dari seberang Jalan Wisma Monica Rantepao (foto: Melda)

Lobby Wisma Monica (Foto: Melda)

Hall Misma Monica (Foto: Melda)
Bagi anda yang berencana ke Toraja khususnya ke Toraja Utara, tempat menginap merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Berikut informasi mengenai salah satu penginapan, wisma Monika Rantepao.

Letak wisma Monika bisa dikatakan cukup strategis karena berada di dalam Kota Rantepao (Ibu kota Kabupaten Toraja Utara). Karena letaknya ini akses mendapatkan sarana transportasi tentu lebih mudah bagi anda yang membutuhkan. Wisma Monica berada di Jalan Sam Ratulangi No. 36 Rantepao, Toraja Utara, bersebelahan tepat dengan Rumah makan Mambo.  Wisma ini memiliki 16 buah kamar yang rata-rata setiap kamar dapat ditempati oleh 2 orang.

Disetiap kamar tersedia fasilitas berupa Spring bed, shower, hot and cool water. Namun bagi anda yang menginginkan sedikit kelebihan tersedia fasilitas TV kabel untuk kelas Superior dan Deluxe.

Sayangnya hotel ini belum memiliki website guna menunjukkan lengkap perihal kamar. Namun penulis berhasil merekam gambar diatas, Jumat (18/10/2013) yang sekiranya dapat menambah informasi yang anda butuhkan.

Berikut tarif kamar di Wisma Monica berdasarkan tipe yakni Standar, Superior dan Deluxe. Tipe Standar Rp. 250.000, tipe Superior Rp. 300.000, tipe Deluxe Rp. 350.000. Pemesanan (Booking) sebaiknya dilakukan seminggu sebelum check in.

Untuk informasi dan reservasi hubungi (0423) 21216, 081 242 502 979, 081 242 502 967. (Penulis: Melda)


Jumat, 11 Oktober 2013

Sisi lain Keunikan Toraja, Suling Te'Dek

Budaya lokal Toraja patutu dikembangkan sebagai salah satu budaya nasional, Suling Te'dek
Selain memiliki panorama dan ritual budaya yang unik, Toraja juga memiliki potensi di bidang seni musik yang tak kalah uniknya. salah satunya adalah alat musik tiup yaitu seruling bambu. Dalam masyarakat Toraja alat musik tiup ini dikenal sebagai suling te’dek atau suling lembang.

Memiliki panjang 75 cm, diameter 2 cm dengan 7 lubang, “panjangnya itu tergantung dari nada dasarnya, semakin rendah nada dasarnya semakin panjang pula serulingnya, demikian pula sebaliknya, makin tinggi sebuah nada, maka makin pendek pula serulingnya. Seperti untuk nada Cis panjang seruling 75 cm, kalau nada D, Es dan seterusnya serulingnya semakin pendek”, ujar Elyaser Palondongan, S.Th salah seorang pendeta Gereja Toraja yang mahir dalam membuat suling te’dek atau suling lembang, baru baru ini kamis (10/10/2013).


Suling te’dek atau suling lembang ini dapat digunakan pada kegiatan Aluk Rampe Matallo maupun Aluk Rampe Matampu’ atau ritual Rambu Tuka’ (upacara adat panen padi, perkawainan-Syuluran lainnya) dan Rambu Solo’ (upacara adat kematian), penggunaannya pun mengiringi syair dan lagu tertentu pada masing-masing jenis ritual.
Misalnya pada ritual rambu tuka’, jenis lagu yang diiringi adalah Passailo’, Danduru’ dalle, sedangkan pada ritual rambu solo’ jenis lagu yang diiringi yaitu Pa’marakka, Pa’katia’, dan Pa’billa’ bulo.

Baru-baru ini suling te’dek atau suling lembang dipentaskan pada kegiatan akbar rohani upacara syukur 100 tahun injil masuk toraja (IMT) yang berlangsung selama 15 hari berturut-turut (2- 26 Juli 2013). Saat itu disetiap rombongan jemaat Gereja Toraja dari berbagai daerah di Indonesia pada umumnya membawakan berbagai tarian adat dan mempertontonkan salah satu kesenian budaya Toraja yang salah satunya dikolaborasikan dengan irama gendang mengiringi pementasan tari kolosal kisah perjuangan A.A. Van De Losdrecht di Toraja.

Musik bambu ini perlu dijaga kelestariannya sebagai warisan budaya Toraja dari generasi ke generasi agar tidak punah dan tergerus oleh alat musik modern. Penulis: Imelda
informasi musik bambu lainnya, baca: Musik Bambu Warisan Budaya Lokal Toraja

Kamis, 12 September 2013

Hari Ini Atraksi Aneka Budaya di Festival Kande Api

budaya manglambuk dipertontonkan di festival Kande Api 2012 lalu (Foto: Adryan)
Sebuah even pariwisata kembali akan digelar di Toraja Utara. Kabupaten termuda di Propinsi Sulawesi Selatan ini kembali menjadi ajang gelar pariwisata “Festival Kande Api” yang akan digelar hari ini Jumat (13/9/2013).
Kegiatan yang setiap tahunnya digelar dilokasi yang sama ini di Kande Api, akan digelar berbagai aneka atraksi budaya Toraja dalam pesta syukuran panen.
Berbagai atraksi budaya Toraja diantaranya tarian magellu yang sudah terkenal itu, musik bambu, mangulak burinti (cari dan kejar puyuh di sawah. Biasanya dilakukan usai memanen), malendong (menangkap belut) lomba Manrengek Baka, gelar kuliner Toraja dan panjat pinang akan dipertontonkan masyarakat setempat.
Informasi yang diterima menyebutkan kegiatan ini diselenggarakan oleh tim kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Seksi Pengembangan Even Pariwisata di kordinir Drs Marten Ruru selaku Kepala Seksi.
Ditahun lalu gelar even yang sama juga dilakukan, yang di isi dengan event-event berkarakter budaya lokal seperti atraksi budaya, musik bambu, panjat pinang, lomba kuliner (pa’piong), berburu ayam, dan lomba ma’barattung (Petasan dari Bambu). Penulis: Admin

Senin, 09 September 2013

Dodo'-Pandin, Pemilihan Putra-Putri Wisata Toraja Utara 2013



Salah satu peserta Dodo' sedang unjuk kebolehan bakat seni memainkan alat musik tiup (Foto: Fry)


Even Dodo’Pandin adalah ajang lomba di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), di ajang yang mencari bakat dan intelektualitas yang digelar setiap tahun ini dilakukan sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Toraja sekaligus menemukan putra putri terbaik daerah sebagai duta wisata dan budaya Toraja yang terkenal sudah mendunia dan menjadi kebanggaan propinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah yang menjadi destinasi utama diwilayah ini.

Bila di tingkat Nasional ada Pemilihan Putri Indonesia, di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan ada pemilihan Dara-Daeng maka di Toraja dikenal dengan sebutan Dodo-Pandin yang digelar belum lama ini Sabtu-Minggu (8-9 September) kemarin di Gedung Art Center, Rantepao, Toraja Utara diikuti sebanyak 23 Dodo'-Pandin peserta di 2013 ini (11 Perempuan dan 12 laki-laki). 

Sebagai duta wisata dan budaya yang mempromosikan pariwisata dan kebudayaan sekaligus mewakili Toraja kedepan maka selama dua hari di ajang tersebut penilaian maraton dilakukan oleh tiga orang juri, kriteria penilaian didasarkan pada pengetahuan umum terkait kemampuan berbahasa Inggris menyangkut kepariwisataan, bagaimana mengkampanyekan sadar wisata dan kebersihan, tata cara berbusana pakaian adat, dan paham motif-motif budaya yang melekat diatribut pakaian adat serta serta kemampuan pribadi dalam unjuk kebolehan membawakan tarian adat, alat musik daerah dan bakat lainnya.

Di hari pertama animu pendaftar yang mengikuti kegiatan ini cukup banyak, namun karena tidak memenuhi kriteria awal yakni maksimal berumur 23 tahun dan minimal berusia 16 tahun (laki-laki dan perempuan) dan tinggi badan minimal untuk pria 165 cm dan perempuan 160 cm akhirnya menyisakan sebanyak 23 peserta. 

Memasuki hari kedua ke 23 peserta semifinalis gagah-gagah dan cantik-cantik itu diuji kemampuan berbahasa Inggris dan peragakan busana di atas cat walk. Disini tata cara berbusana adat, paham motif-motif budaya yang melekat diatribut pakaian serta kemampuan pribadi dalam unjuk kebolehan membawakan tarian adat, alat musik daerah dan olah vokal jadi satu rangkaian penilaian juri untuk menjaring 16 Dodo'-Pandin (8 pasang) semifinalis. 

Di sesi inilah yang menjadi dasar penilaian para juri untuk memutuskan pasangan finalis terbaik (juara 1-3) yang akan mewakili Toraja Utara ke even pemilihan Dara Daeng di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Di sesi kedua ini peserta diseleksi oleh tiga orang juri diantaranya Sam Barumbun juga Sekjen Lembaga Adat Toraja khusus menilai tentang pengetahuan budaya para finalis, , Ade Kres Godole staf Dinas Budaya dan Pariwisata Toraja Utara (Torut) sekaligus dosen Bahasa Inggris Akper Lakipadada menilai tentang tutur bahasa para finalis, dan juri yang ketiga Martha Rombe juga wakil ketua PKK Kabupaten Torut bidang POKJA 2 sekaligus ketua Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi) MelatiTorut mengupas soal tata rias para semifinalis serta arti dan tata letak aksesoris adat. Selain memberikan penilaian para juri juga memberikan masukan, kritikan membangun dan tips-tips yang berhubungan dengan penilaian masing-masing.

Even ini semakin semarak lantaran para suporter jugateman sekolah dari para finalis, meneriakkan yel-yel bersorak-sorai membuat suasana pemilihan Dodo Pandin 2013 semakin meriah

Diakhir rangkaian kegiatan Dodo’-Pandin ini Fitria Anastasya L siswi asal SMAN 1 Rantepao keluar sebagai Dodo’ 1, dan Larasati Agustin siswi asal SMAN 2 Rantepao terpilih jadi Dodo’ II menyusul Meyske Mapaliey Katunde’ siswi asal SMA Kristen Barana sebagai Dodo’ III. Sementara keluar sebagai Pandin I Dirgantara Kata Panganan siswa dari SMAN 2 Rantepao, menyusul Chandra Palangan dan Lorenzo Noris Tombi Bara’langi. Untuk kategori Intelegencia direbut Vicharie Tiku dan kategori Favorite berhasil diraih Ningrum, di kategori berbakat juri akhirnya memilih Thamrin, kesemua kategori ini disabet Siswa-siswi dari SMAN 2 Rantepao.

Ditemui, Kordinator pelaksana, Rizal, mengatakan ketiga juara Dodo’ Pandin selanjutnya akan mewakili Toraja Utara unjuk kebolehan di tingkat propinsi nanti. “Ya, otomatis ketiga juara Dodo’-Pandin mewakili Torut ke  tingkat propinsi, untuk itu Disbudpar Torut akan menggelar MoU dengan ketiganya demi kemajuan pariwisata,” ujar Rizal.

Diketahui Disbudpar Propinsi Sulawesi Selatan melalui Seksi pengembangan Even Pariwisata turut menyuport kegiatan ini. (Penulis: Imelda/Editor: Fry)